Sinergi Bersama Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Prestasi Berkelanjutan. Apa bisa?

Tema tertulis di atas yaitu “Sinergi Bersama Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Berkelanjutan” menjadi fokus utama pada rapat kerja SMA Labschool Kebayoran pada 13, 14, 15 Juni 2024 yang dilaksanakan di hotel Aston Simatupang, Jakarta Selatan. Sementara frase “apa bisa?” menjadi pesan yang maknanya “meragukan”.

Sinergi berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti bekerja bersama-sama. Sinergi adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimal.

Sinergi menjadi ajakan khusus oleh kepala sekolah pada bagian awal raker sebab guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Ditiru pikirannya, ucapannya, dan sikapnya. Guru sebagai agen pendidikan idealnya senantiasa meningkatkan kompetensinya baik kompetensi pedagogik, sosial, dan profesional.

Sinergi dan kompetensi guru jika diimplementasikan secara konsisten dan intens bukan sebuah kemustahilan akan terciptanya sekolah ideal, sekolah yang mampu menumbuhkembangkan segenap potensi, bakat, dan minat anak secara menyenangkan dan menginspirasi.

Mencapai kondisi sekolah ideal memang harus dilakukan secara bersama (sinergi) sebab sekolah ideal semacam SMA Labschool Kebayoran pada kenyataan mempraktikan banyak program baik akademik maupun kesiswaan yang bersifat kolektif dan intensif.

Komponen sekolah yang melibatkan banyak unsur seperti pimpinan, guru, siswa dengan jumlah besar, karyawan, komite (POMG), dan orang tua siswa dipastikan membawa banyak tujuan positif tetapi tidak mungkin terhindar dengan masalah karena adanya variasi ide dan gagasan.

Belum lagi pada tataran pelaksanaan program masal, sebutlah Trip Observasi, Bintak, pembinaan kedisiplinan, pembinaan keagamaan, lari pagi Jumat, pembinaan pelaksanaan program OSIS, bersinergi adalah keniscayaan.

Jika merujuk pada frase “apa bisa?” -tanpa sinergi-. Jawabannya kemungkinan bisa, misal tugas pembinaan keagamaan diamanatkan pada guru agama saja, program lari pagi diserahkan kepada guru olahraga saja, pembinaan kedisiplinan hanya guru piket saja, keputrian dibina guru itu ke itu saja tetapi tanpa proses interaksi yang seimbang, harmonis, dan bersama hasilnya dipastikan tidak optimal. Ketidakoptimalan diindikasikan dengan proses pembinaan yang asal berjalan, formalitas, dan minim kualitas.

Sebagai sebuah ikhtisar sederhana paparan di atas adalah kualitas pendidikan dan prestasi yang berkelanjutan bisa dicapai dengan syarat adanya sinergi bersama segenap civitas akademika bukan mengedapankan proses pendidikan yang mengandalkan guru tertentu saja karena hakikatnya pendidikan adalah usaha bersama.

Salam Sinergi

Dokumentasi