METAMORFOSIS SASANA OLAHRAGA SMA LABSKY
Pernah dengar kata metamorfosis? Dalam KBBI, metamorfosis diartikan sebagai perubahan bentuk atau susunan; peralihan bentuk (misalnya dari ulat menjadi kupu-kupu).
Dijelaskan dalam satu referensi, metamorfosis pada kupu-kupu prosesnya sebagai berikut:
pertama, kupu-kupu akan meletakkan telurnya secara tersusun pada bagian tangkai atau daun tumbuhan supaya bisa tumbuh sempurna. Larva (ulat) Metamorfosis kedua, telur kupu-kupu akan menetas menjadi ulat. Metamorfosis ketiga yaitu, munculnya
Pupa (kepompong), dan keempat
Imago, ditandai dengan munculnya kupu-kupu baru.
Manfaat Metamorfosis Kupu-Kupu Bagi Kehidupan Manusia
Setelah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, ternyata hewan ini memiliki beragam manfaat bagi kehidupan manusia.
Manfaat yang pertama adalah membantu penyerbukan bunga, buah, dan berbagai tanaman lain.
Saat hinggap di tumbuhan, maka kupu-kupu bisa membantu proses penyerbukan, dengan serbuk sari yang menempel di kakinya, lalu akan disebarkan ke tempat lain.
Kupu-kupu juga berfungsi dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan. Dengan adanya kupu-kupu, maka kita bisa mengetahui berbagai perubahan yang terjadi di Bumi. Salah satunya adalah perubahan iklim dan perubahan lingkungan.
Hal ini terbukti dengan punahnya beberapa spesies kupu-kupu. Manfaat lain dari metamorfosis adalah sebagai penyedia makanan untuk predator, serta berbagai tumbuhan.
Itulah mengapa, pada judul tulisan ini digunakan kata ‘metamorfosis’ dibandingkan dengan ‘renovasi’ yang dirasa lebih tepat.
Secara subyektif penulis ingin memberikan pesan kepada pembaca bahwa dilakukannya pembaruan atau peremajaan pada sasana olahraga dapat memberikan manfaat kepada penggunanya.
Peremajaan tidak hanya sekadar memperbaiki ulang sebagai penyempurna fasilitas saat akreditasi dan mendapat nilai tinggi, tidak juga untuk menaikkan gengsi sekolah diantara sekolah lain. Namun, lebih dari itu mampu memfasilitasi penggunanya sebagai pusat kegiatan kebugaran, kesehatan, kesenangan, kreativitas, bahkan mengukir jejak prestasi di bidang olahraga.
‘Metamorfosis’ sasana olahraga yang semula pada kondisi yang memprihatinkan sebagai dampak kemarau panjang, kini berubah menjadi mewah. Wajar saja karena peremajaan ini menelan biaya ratusan juta rupiah. Sasana olahraga ini difokuskan untuk mini soccer atau sepak bola mini, permainan sepak bola yang penggunanya dikhususkan untuk anak-anak berusia 11–12 tahun, lari (atletik), basket, dan bola voli.
Beranalogi pada metamorfosis kupu-kupu dan terjadi ‘metamorfosis’ pada sasana olahraga di SMA Labsky semoga memberikan banyak manfaat karena hakikatnya pendidikan menciptakan lulusan yang bermanfaat untuk pihak lain.
Penulis